09
JUL
2019
Koran Solopos
Manfaat Radioterapi untuk Pengobatan Kanker
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel tubuh yang abnormal dan tidak terkendali yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan sekitarnya. Kanker merupakan penyebab kematian kedua didunia setelah penyakit kardiovaskular. Menurut Globocan (Global Burden of Cancer), terdapat 18,1 juta kasus baru kanker dan 9,6 juta kematian akibat kanker di dunia pada 2018.
Meskipun mematikan dan membutuhkan pengobatan yang panjang, bukan berarti penderita kanker tidak bisa sembuh atau bebas dari penyakit kanker. Pengobatan kanker pada umumnya berupa pembedahan, kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi. Masing-masing jenis kanker juga dapat membutuhkan lebih dari satu jenis pengobatan.
Dokter spesialis Onkologi Radiasi dari Instalasi Radioterapi Rumah Sakit (RS) Indriati Solo Baru Sukoharjo, dr. Nadia Christina, Sp.Onk.Rad, mengatakan radioterapi atau onkologi radiasi adalah pengobatan penyakit kanker dengan menggunakan radiasi atau sinar pengion energi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. “Radiasi dapat diberikan sebagai terapi kombinasi pada penderita kanker yang telah menjalani operasi dan atau kemoterapi, untuk mengurangi risiko kekambuhan lokal atau kelenjar getah bening (KGB), atau pada kasus inoperable (belum / tidak dapat dioperasi) dan pada kasus kekambuhan. Radioterapi dapat dilakukan juga pada kasus paliatif misalnya perdarahan, nyeri, atau penyebaran ke organ lain seperti tulang dan otak,” katanya kepada Espos, belum lama ini.
Pengobatan radiasi biasanya dilakukan lima kali dalam sepekan. “Pengobatan bisa berlangsung 5 – 7 pekan. Proses radiasi umumnya berlangsung selama 15-30 menit setiap harinya,” katanya.
Lebih lanjut, dr. Nadia menuturkan ada beberapa macam pesawat radiasi yang umumnya dipakai di Indonesia yaitu Cobalt-60 dan Linac (Linear Accelerator). Pesawat radiasi Linac menyebabkan efek samping yang lebih minimal pada kulit maupun jaringan sekitar area radiasi.
Selain pesawat radiasi, teknik radiasi juga berpengaruh pada efek samping yang didapatkan pasien selama atau setelah menjalani radiasi. Teknik radiasi yang tepat mampu mengetahui dosis radiasi yang diterima oleh jaringan dan organ sehat, sehingga dapat diperhitungkan juga efek samping yang diterima pasien.
Dia menuturkan efek samping yang diterima pasien berupa dermatitis atau peradangan pada kulit dan perubahan warna kulit. Sedangkan, efek samping lainnya biasanya berbeda-beda tergantung target organ dan area yang terkena radiasi.
Lebih lanjut, dia mengatakan RS Indriati Solo baru memiliki Instalasi Onkologi Radiasi. Fasilitas ini menyediakan pelayanan radiasi dengan menggunakan pesawat Linac dengan berbagai teknik radiasi canggih seperti 3DCRT, IMRT atau VMAT. “Dengan jumlah pesawat radiasi yang masih terbatas di Indonesia, kami berharap dapat membantu penderita kanker yang membutuhkan,” katanya. Adv
Sumber Berita : Koran Solopos