28
AUG
2019
Solopos
Stimulasi Dini Kunci Anak Cerdas Dan Berbakat
SUKOHARJO – Rangsangan atau stimulasi dini terhadap anak secara terus-menerus menjadi kunci utama tumbuh kembang anak. Rangsangan itu mampu memacu kecerdasan anak dalam berbagai aspek mulai dari kemampuan berkomunikasi hingga kematangan emosi.
Hal ini terungkap dalam seminar kesehatan bertajuk Aku Anak Indonesia, Aku Sehat yang diadakan Rumah Sakit (RS) Indriati, Solo Baru di Auditorium rumah sakit setempat, Sabtu (10/8). Kegiatan yang dihadiri ratusan peserta itu untuk memperingati Hari Anak Indonesia. Ada tiga narasumber dalam seminar kesehatan itu yakni Pongky Suryotriwati, Christiana Hermawati, dan Lucy Endang Savitri.
Kecerdasan anak dipengaruhi beberapa faktor seperti keturunan dan lingkungan. Selain itu, kecerdasan anak juga dipengaruhi faktor pendidikan formal di sekolah. Hal ini harus didukung stimulasi dini dari orang tua. “Kasih sayang, pengawasan dan bimbingan orang tua bisa memacu kecerdasan anak sejak lahir. Ini perlu dilakukan setiap hari sehingga untuk merangsang sistem indera,” kata salah satu pembicara dalam seminar kesehatan Christiana Hermawati, Sabtu.
Terdapat beberapa fase stimulasi berdasarkan usia mulai dari 0 – tiga bulan, tiga bulan – enam bulan hingga tiga tahun ke atas. Orang tua dapat memberikan stimulasi setiap kali ada berinteraksi dengan bayi. Misalnya, memandikan bayi, mengganti popok, menyusui dan menyuapi makanan.
Orang tua harus memberikan stimulasi dini dengan penuh kasih sayang dan kegembiraan. “Jika sudah memasuki fase merangkak di usia tujuh bulan – sembilan bulan, bayi harus dibimbing orang tua. Jangan justru bayi selalu digendong setiap hari,” ujar dia.
Sementara itu, pembicara lainnya yang merupakan dokter spesialis anak RS Indriati, Pongky Suryotriwati, membahas mengenai screening perkembangan anak lewat kuesioner yakni kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP). Kuesioner ini merupakan instrumen untuk mengukur perkembangan anak secara normal.
Apabila tumbuh kembang anak tertinggal, orang tua bisa memberikan stimulasi intensif kepada anak,”Sang ibu harus mengisi berbagai pertanyaan yang ada di buku kesehatan dengan mengacu pada usia anak. Saat melahirkan, petugas medis atau dokter selalu memberikan buku kesehatan ibu dan anak,” ujar dia.
Sementara itu, seorang peserta seminar kesehatan asal Desa Kudu, Kecamatan Baki, Ratna, mengatakan materi yang diberikan para narasumber sangat berguna saat memberikan stimulasi anak di rumah. Ratna mengaku baru pertama mengikuti kegiatan seminar kesehatan yang membahas tumbuh kembang anak.
Sumber Berita : Solopos