18
SEP
2020
Jawa Pos - Radar Solo edisi Kamis, 20 Agustus 2020
Metode Stapler, Solusi Atasi Hemoroid
SOLO BARU, Radar Solo – Operasi hemoroid atau lebih dikenal dengan ambeien masih menjadi momok bagi masyarakat. Ketakutan akan rasa sakit berkepanjangan membuat pasien pilih menunda tindakan operasi. Padahal, ambeien bakal semakin parah jika tidak segera dilakukan tindakan klinis.
Nah, metode stapler menjadi salah satu solusi yang bisa dipilih pasien ambeien. Metode ini lebih nyaman untuk pasien. Karena tidak tanpa sayatan, jahitan, dan luka.
“Penyembuhannya lebih cepat. Pemulihan cukup sehari. Seminggu sudah normal kembali. Berbeda dengan metode konvensional yang mencapai tiga minggu masa penyembuhan,” beber dokter spesialis bedah Rumah Sakit (RS) Indriati dr. Yose Rinaldi Soesilo kepada Jawa Pos Radar Solo, Kamis (13/8).
Seperti namanya, cara kerjanya dengan memotong dan menaikan plexus haemoroidales di atas hemoroid dilakukan reposisi. Dengan mereposisi plexus hemoridales pada bagian yang tidak nyeri karena persarafan sedikit. Sehingga pascaoperasi rasa nikmat pada saat buang air besar (BAB) dan sesudahnya tetap dapat dirasakan.
“Selama ini pasien yang takut operasi pasti berakibat pecahnya pembuluh darah. Darah keluar terus. Sehingga Hb (hemoglobin) turun drastis. Hanya karena ambeien, pasien harus transfuse darah. Prosesnya semakin lama. Dengan metode stapler, pasien tidak perlu lagi takut operasi,” ungkapnya.
Yose membagi empat tahapan pasien ambeien. Tahap pertama, pasien mengeluhkan nyeri buang air besar (BAB) tanpa ada benjolan. Tahap kedua, BAB berdarah dan ada benjolan. Tahap ketiga, BAB berdarah dan keluar benjolan, namun bisa masuk kembali. Tahap keempat, BAB berdarah, keluar benjolan, dan tidak mau masuk kembali. Metode stapler ini mulai dilakukan pada tahapan ketiga dan keempat.
“Pasien di tahap satu dan dua bisa di-treatment dengan obat pereda nyeri dan mengubah pola hidup. Biasanya, pasien di tahap satu dan dua ini (pola) makannya tidak baik dan tidak suka minum. Alhasil, konsistensi feses bermasalah,” jelasnya.
Feses yang keras membuat BAB tidak bisa meluncur keluar anus dengan lancar. Ini yang memicu pembuluh darah mengalami ambeien. Pembuluh darah ini harus dibuang, namun tidak bisa semuanya. Selalu ada yang disisakan.
Tak heran jika Yose menekankan bahwa pasien ambeien bukan jaminan tidak akan kambuh lagi setelah menjalani operasi. “Kalau pola hidup dan pola makan tidak diubah, pasti kambuh lagi," katanya.
Mitos yang banyak beredar di masyarakat, ambeien adalah penyakit genetik dan banyak menyerang pasien laki-laki. Yose meluruskan, bahwa mitos tersebut salah besar. Sebab ambeien murni dipicu pola hidup dan pola makan. Sehingga, penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Baik laki-laki, perempuan, tua, maupun muda.
“Agar terhindar dari ambeien, pola makan harus benar. Kurangi konsumsi makanan pedas, perbanyak makan sayur untuk asupan serat, batasi makan daging, minum yang cukup, dan jangan anggap remeh BAB yang tidak rutin,” terangnya. (aya/fer)
Sumber Berita : Jawa Pos - Radar Solo edisi Kamis, 20 Agustus 2020