27
FEB
2020
Koran Jawa Pos - Radar Solo
RS Indriati Solo Baru Bentuk Tim Cegah Stunting
SUKOHARJO, Radar Solo – Kasus stunting menjadi fokus perhatian pemerintah. Tanpa terkecuali Rumah Sakit (RS) Indriati, Solo Baru, Grogol Sukoharjo. Itu dibuktikan dengan membentuk tim tumbuh kembang dan pencegahan stunting.
Dokter spesialis gizi RS Indriati, dr. Ayu Kusuma Dewi, M.Si, Sp.GK mengatakan, semua pasien anak baik di poliklinik rawat jalan dan rawat inap dilakukan skrining apakah terdapat stunting. Skrining menggunakan patokan WHO Z-score tinggi badan menurut usia. Kegiatan tersebut ditujukan pada semua bayi dan anak usia satu sampai lima tahun. “Pasien anak dengan WHO Z-score tinggi badan menurut usia antara minus 2 SD dan minus 3 SD termasuk pendek/stunted dan dibawah minus 3 SD termasuk sangat pendek/severely stunted.
Tim kami akan membantu mendampingi sehingga Z-sore anak tersebut naik atau membaik,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Solo, Jumat (23/1) Tim ini multidisipliner dengan ketua dokter spesialis anak dan anggota dokter spesialis rehabilitasi medik, dokter spesialis gizi, ahli gizi, perawat, termasuk konselor ASI. Pencegahan stunting dimulai sejak konsepsi, kehamilan, bayi 0 – 6 bulan (ASI eksklusif), bayi 6 – 12 bulan (ASI + MP – ASI), pemberian gizi yang tepat pada anak 1 – 5 tahun, menjaga higiene sanitasi, dan mengobati apabila terdapat infeksi. Selain melakukan skrining, kami juga melakukan edukasi pasien anak secara rutin.” ungkap Ayu.
Menurutnya, perbaikan gizi bisa dilakukan dengan memberikan gizi yang lengkap dan seimbang pada makanan anak. Sebab, gizi yang tidak terpenuhi akan berimbas pada tumbuh kembang anak. Stunting dalam jangka panjang dapat memengaruhi kesehatan, kecerdasan, dan risiko penyakit metabolik kardiovaskuler sang anak nantinya. “Stunting biasanya mempunyai dua faktor penyebab utama, yaitu faktor makan dan faktor infeksi. Makan anak rentan bermasalah pada weaning period (usia 6 sampai 24 bulan). Karenanya pemberian MP-ASI yang baik dan benar sangat penting. MP-ASI harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang cukup. Lemak yang sering terlewatkan dalam pemberian MP-ASI,” katanya.
Karena kapasitas lambung bayi itu kecil, pemberian lemak yang mengandung 9 kkal tiap gram nya menjadi sangat esensial. Bagi balita yang mengalami stunting, imbuh Ayu, membutuhkan dukungan penuh dari orang tua dan keluarga. Tim tumbuh kembang dan pencegahan gizi buruk RS Indriati, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo akan membantu mendampingi orang tua dalam pemenuhan gizi anak yang baik. “Salah satu edukasinya dengan melakukan demo memasak bagaimana membuat MP-ASI yang benar dan snack padat kalori. Poli laktasi juga tersedia untuk membantu problem ASI ekslusif fan relaktasi,” katanya.
Bagi Anda yang membutuhkan informasi lebih lengkap tentang stunting, dapat menghadiri launching tim tumbuh kembang dan pencegahan stunting anak RS Indriati, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo di car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Minggu (2/2). Tepatnya di sekitar Stadion Sriwedari. Dalam kegiatan tersebut dibuka konsultasi kesehatan anak secara gratis dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional. (rgl/wa)
Sumber Berita : Koran Jawa Pos - Radar Solo