25
APR
2019

Koran Solopos


Dua Tantangan Terbesar dr. Imelda Tandiyo


Menahkodai sebuah rumah sakit swasta dengan fasilitas terbesar di Jawa Tengah menghadirkan dua tantangan tersendiri bagi dr. Imelda Tandiyo, FASE, MM. Menjadi pucuk pimpinan di Rumah Sakit (RS) Indriati, Solo Baru, Sukoharjo, Imelda sadar betul tantangan yang harus dihadapi. Sebagai rumah sakit yang terbilang baru di Soloraya, tantangan terbesarnya adalah meraih kepercayaan masyarakat dan menjadikan RS Indriati sebagai rumah sakit panutan di Soloraya.

“Bisnis rumah sakit ini berbeda, tidak seperti mal atau tempat hiburan lain. Rumah sakit itu yang dibutuhkan kepercayaan dari mulai pelayanannya, perawat, dokter dan lain sebagainya. Jadi ini tantangan terbesar saya bagaimana membangun kepercayaan masyarakat,” kata Imelda yang menjabat sebagai direktur RS Indriati sejak 17 Mei 2017 ini.

Pengagum Presiden Joko Widodo, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ini juga bercita-cita bisa mengantarkan RS Indriati sebagai rumah sakit panutan di wilayah Soloraya dari segala sisi mulai pelayanan terhadap pasien serta peranannya dalam dunia kesehatan.

Imelda menyadari selain menjadi pemimpin, kodrat sebagai perempuan dan seorang ibu membuatnya harus pandai melakoni peran ganda agar semua berjalan dengan baik.

“Kalau wanita sukses di karier pasti ada pengorbanan di belakangnya,” kata Imelda, Senin (15/4).

“Keluarga bagi saya tetap nomor satu, tapi juga tidak mengesampingkan pula tugas dan kewajiban sebagai seorang pemimpin,” katanya.

Imelda lulus dari SMA Regina Pacis Solo pada 1976, masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan lulus pada 1983. Setelah itu, wanita kelahiran Madiun 25 April 1957 ini menapaki karier menjadi salah satu dokter di tim ICU di rumah sakit swasta di Semarang. Ketekunan dan loyalitasnya yang tinggi membawa berkah bagi Imelda. Pada 1987, dia diberi kesempatan melanjutkan studi Ekokardiografi di Kobe, Jepang.

Kembali dari training, Imelda menekuni bidang diagnostik jantung mulai dari EKG, Treadmill test, dan Ekokardiografi. Banyak pengalaman selama menekuni bidang layanan ini khususnya kasus-kasus jantung. Pada akhir 2005, Imelda dipercaya memimpin RS swasta di Semarang itu hingga 10 tahun.

Kini, ibu satu anak ini mencurahkan segenap waktunya untuk mengelola dan mengembangkan RS Indriati. Rumah sakit dengan layanan internasional layaknya mal ini dibangun di lahan seluas 1.8 hektare. RS Indriati berkapasitas 525 tempat tidur dengan lahan parkir 700 mobil dan 600 motor. Rumah sakit ini juga dilengkapi fasilitas pendukung seperti auditorium, commercial area, call center/operator dan helipad. RS Indriati diharapkan mampu memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat terutama Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya, hingga Jawa Tengah.

 

Imelda menuturkan ada empat pusat pelayanan medis, yakni pusat pelayanan kanker atau cancer center, jantung, saraf dan tulang belakang, serta ortopedi dengan dokter berpengalaman dan dilengkapi peralatan memadai.

Imelda pun berpesan bagi kalangan wanita untuk tidak pernah patah semangat dalam menjalankan apapun baik karier maupun kehidupannya. Wanita mempunyai karakter multitasking dan empati. Hal ini membuat wanita mampu melihat situasi lebih baik dan utuh dibanding laki-laki yang cenderung fokus pada satu masalah. Dia juga mengingatkan sebagai wanita harus percaya diri, namun tidak berlebihan. Adv

SHARE TO

SHARE TO