Kenapa Pemeriksaan Laboratorium Lama? Setelah beberapa lama menunggu ternyata diperlukan pengambilan sampel ulang. Tentu saja hal ini sangat mengganggu dan menyebalkan. Tetapi kalau kita melihat lebih dalam bagaimana suatu laboratorium bekerja mungkin kita bisa sedikit memahami mengapa hal ini bisa terjadi.
Untuk menjamin mutu dan validitas dari hasil pemeriksaan laboratorium diperlukan adanya quality control di dalam laboratorium. Pemeriksaan laboratorium dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu preanalitik, analitik, dan pasca analitik. Setiap tahap memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan keakuratan hasil laboratorium dan kualitas pelayanan kepada pasien. Tahap preanalitik mencakup: persiapan pasien, pemberian identitas sampel, pengambilan sampel, penyimpanan sampel dan pengiriman sampel ke laboratorium. Tahap analitik meliputi: pemeliharaan dan kalibrasi alat, pemeriksaan serta pengawasan ketelitian dan ketepatan. Tahap pasca analitik meliputi pencatatan dan pelaporan hasil.
Tahapan pre analitik biasanya disebut sebagai tahapan yang paling rumit dan crucial. Beberapa langkah penting dalam pemeriksaan preanalitik dimulai dengan permintaan pemeriksaan dari dokter yang memeriksa pasien diikuti dengan beberapa kegiatan yaitu:
Pemahaman Pasien: Edukasi pasien mengenai prosedur pengambilan sampel sangat penting. Misalnya, pasien harus diberitahu untuk berpuasa sebelum pengambilan sampel darah untuk tes tertentu.
Status Klinis Pasien: Kondisi pasien seperti dehidrasi, stres, atau konsumsi obat-obatan dapat mempengaruhi hasil tes. Oleh karena itu, informasi medis terkait pasien harus diperoleh dengan tepat.
Dalam pengambilan sampel diperlukan juga identifikasi pasien dan sampel sehingga tidak ada kejadian sampel tertukar, atau salah mengambil darah orang lain. Identifikasi menggunakan minimal 2 identitas (contoh: menggunakan nama dan tanggal lahir pasien).
Metode Pengambilan: Pengambilan sampel yang benar dan sesuai dengan prosedur sangat penting untuk mencegah kontaminasi atau kerusakan sampel. Teknik yang digunakan, seperti pengambilan darah melalui vena atau pembilasan kulit, harus dilakukan secara steril.
Jenis Sampel: Pemilihan jenis sampel yang tepat (darah, urin, feses, dll.) berdasarkan tes yang dilakukan juga sangat berpengaruh terhadap hasil akhir.
Waktu Pengambilan: Beberapa tes memerlukan pengambilan sampel pada waktu tertentu (misalnya, pengambilan darah di pagi hari untuk tes gula darah puasa) untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kondisi Pengiriman: Sampel yang dikirim ke laboratorium harus dijaga dalam kondisi yang sesuai, baik suhu maupun waktu pengiriman. Pengiriman yang terlambat atau pengiriman dalam kondisi yang tidak tepat (misalnya suhu yang terlalu panas atau dingin) bisa merusak sampel.
Penyimpanan yang Tepat: Sampel harus disimpan dalam kondisi yang sesuai hingga tiba waktunya untuk dianalisis. Sebagai contoh, beberapa sampel darah harus disentrifugasi dalam waktu tertentu, sedangkan sampel urin harus disimpan dalam kondisi tertentu untuk mencegah degradasi.
Dengan melakukan beberapa persiapan dan penanganan sampel, diharapkan laboratorium dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan hasil laboratorium. Menurut beberapa penelitian, tahap pra analitik menyumbang kesalahan hasil laboratorium sebesar 50% hingga 70% termasuk di dalamnya masalah identifikasi pasien dan sampel. Penelitian Dereen Najat (2017) di Laboratroium Klinik Irak menjelaskan prevalensi penanganan sampel yang tidak tepat selama tahap preanalitik sebesar 39% dengan alasan utama kesalahan terjadi pada sampel yang mengalami hemolisis (9%), kesalahan identifikasi terhadap sampel (8%) dan kejadian sampel beku (clotted) sebesar 6%.
Dalam tahap ini, laboratorium akan melihat kelayakan sampel untuk dapat diteruskan ke dalah tahap analitik. Saat ditemukan sampel hemolisis ataupun beku maka laboratorium akan meminta pengambilan sampel ulang karena apabila tidak dilakukan sampel ulang, maka akan mempengaruhi hasil pemeriksaan alat laboratorium. Kemudian dilanjutkan dengan tahap analitik.
Tahap analitik adalah tahap pengerjaan atau pengujian sampel untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Tahap ini meliputi persiapan reagen atau media, pipetasi reagen dan sampel, inkubasi, pemeriksaan, serta pembacaan hasil. Kegiatan utama dalam tahap analitik meliputi:
Tujuan pengendalian mutu pada tahap analitik adalah untuk menjamin bahwa hasil pemeriksaan spesimen dari pasien dapat dipercaya atau valid. Selain itu diharapkan laboratorium mengikuti pemantapan mutu eksternal melalui uji profisiensi ataupun uji banding laboratorium untuk memastikan hasil dari alat laboratorium sudah sesuai.
Tahap terakhir adalah tahap pasca analitik yang meliputi pencatatan dan pelaporan hasil.
Kegiatan utama dalam tahap pasca-analitik meliputi:
Pada tahap ini, validasi hasil pemeriksaan dilakukan untuk memastikan ulang bahwa hasil yang dikeluarkan sudah valid atau benar.
Ketiga tahap dalam pemeriksaan laboratorium (preanalitik, analitik, dan pasca analitik) memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan keakuratan hasil tes laboratorium. Pemeriksaan preanalitik memastikan bahwa sampel yang diperoleh dan dikirim berada dalam kondisi terbaik untuk dianalisis. Pemeriksaan analitik melibatkan teknik dan alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Sementara itu, pemeriksaan pasca analitik bertanggung jawab atas pelaporan, interpretasi, dan tindak lanjut hasil tes. Kerja sama yang baik antara semua pihak di laboratorium dan dokter sangat penting untuk memastikan hasil yang optimal dalam diagnosis dan perawatan pasien.
07.00 - 20.00 WIB